Jakarta, 25 Juli 2025 | Tren Audit Internal | TheAuditorPost.com
Ancaman fraud dalam dunia korporasi dan pemerintahan terus berevolusi. Tak lagi sekadar penggelapan sederhana atau manipulasi dokumen keuangan, kini skema fraud modern melibatkan kecerdasan buatan, manipulasi algoritma, penggunaan identitas palsu, hingga pemalsuan sistem audit itu sendiri. Menyikapi hal ini, praktisi internal audit didesak untuk melangkah lebih jauh dari sekadar prosedur konvensional.
Menurut laporan ACFE 2025 Global Fraud Benchmarking Report, 64% organisasi melaporkan bahwa jenis fraud yang mereka hadapi dalam dua tahun terakhir bersifat lebih kompleks dibandingkan dekade sebelumnya. Sementara itu, Deloitte merilis data bahwa hanya 41% tim audit internal saat ini yang merasa memiliki kapabilitas dan alat memadai untuk mendeteksi fraud kompleks berbasis teknologi.
Dari Manual ke Analitik Prediktif
Audit internal modern dituntut mengadopsi tools berbasis data analytics, machine learning, dan forensic audit untuk mengantisipasi potensi fraud lebih dini. Deloitte menyebut bahwa “internal audit tidak lagi cukup dengan ‘mengecek’ dokumen – mereka harus dapat membaca pola.” Misalnya, audit pada divisi keuangan kini membutuhkan pemahaman algoritma AI yang digunakan dalam penghitungan bonus atau distribusi beban kerja digital.
SDM dan Budaya Etika Jadi Kunci
Tak kalah penting adalah pembentukan tim audit internal yang berani, terlatih, dan independen. Perusahaan yang membangun budaya keterbukaan dan integritas cenderung lebih cepat mendeteksi fraud, dibanding organisasi yang sarat hierarki atau intimidasi. Peran Chief Audit Executive (CAE) makin vital dalam mengomunikasikan temuan kepada dewan direksi tanpa takut tekanan internal.
Industri dan Pemerintah Sama Rawan
Tak hanya sektor swasta, lembaga publik pun kian disorot. Dari kasus Chromebook di Indonesia hingga investigasi terhadap penyalahgunaan dana Medicare di Amerika Serikat, semuanya memperlihatkan bahwa fraud terjadi lintas sektor dan struktur. Oleh karena itu, penting bagi lembaga publik untuk meningkatkan maturity level audit internal mereka sesuai standar seperti ISO 37001 dan COSO ERM.
Kesimpulan
Audit internal bukan sekadar pemeriksa setelah kejadian. Di era fraud digital, mereka adalah “garda depan” penjaga integritas organisasi. Untuk bisa unggul, auditor internal harus dibekali teknologi, pelatihan berkelanjutan, serta mandat struktural untuk bertindak tegas, bahkan terhadap pejabat tertinggi perusahaan atau lembaga.
Sumber:
- ACFE 2025 Benchmarking Report
- Deloitte Hot Topics in Internal Audit 2025
- PwC Global Economic Crime and Fraud Survey