New York, 15 Juli 2025 | Risiko & Audit Keuangan | TheAuditorPost.com
Dalam July 2025 Risk Roundtable, firma konsultan risiko dan audit Wipfli LLP menyoroti tren fraud yang baru saja terjadi di berbagai lembaga keuangan. Diskusi yang dipimpin oleh Marc W. Courey dan Dru D. Carney menampilkan kasus-kasus nyata serta membahas bagaimana celah pengawasan dan lemahnya kontrol internal menjadi pintu masuk terjadinya fraud.
Para konsultan risiko menekankan bahwa hampir semua kasus yang dibahas melibatkan kombinasi antara kelemahan governance, ketidaktegasan dalam segregation of duties, dan kurangnya verifikasi terhadap aktivitas vendor atau pihak ketiga. Mereka menyajikan contoh penerbitan kredit palsu, manipulasi laporan transaksi, dan fraud digital yang bisa dicegah andai ada audit kontinu dan deteksi dini.
Diskusi ini menyoroti bagaimana lembaga keuangan mulai perbankan, kredit usaha rakyat, hingga fintech besar masih menghadapi risiko fraud operasional dan strategis. Sebagai contoh kasus, disebut adanya aliran dana fiktif antar unit bisnis di daerah melalui sistem internal yang tidak diaudit rutin, serta fraud digital berbasis third-party vendor yang mengekspor datanya tanpa pengawasan memadai.
Wipfli merekomendasikan langkah konkret untuk memperkuat kontrol finansial dan tata kelola risiko:
• memperketat pemisahan tugas dan review otorisasi transaksi;
• audit vendor secara berkala, termasuk verifikasi kredensial layanan pihak ketiga;
• dan penerapan sistem monitoring berbasis teknologi seperti analytics untuk deteksi anomali lebih awal .
Audit internal menjadi peran sentral dalam mitigasi. Wipfli menyarankan institusi mulai menerapkan audit forensik berkala, memperbarui program internal audit agar mampu menanggapi pergeseran fraud teknologi—seperti skema social engineering atau pencurian data—serta meningkatkan kapasitas pelaporan whistleblower yang aman dan transparan.
Referensi: